ANTARAYA MEDIA, LUWU TIMUR – Dalam rangka meningkatkan nilai ekonomi cengkeh dengan menghasilkan beragam produk kesehatan dan industri, mulai dari farmasi, makanan hingga kosmetik, Anggota Komisi X DPR RI, Ir. H. La Tinro La Tunrung mendatangkan peneliti dari Pusat Riset Kimia Molekuler Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Sikumbang, Kabupaten Luwu Timur, Sabtu (13/09/2025). Dalam sambutannya, Legislator Partai Gerindra tersebut menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada BRIN yang menyempatkan hadir di Kabupaten Luwu Timur untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah produk dari cengkeh.
Lanjut mantan Bupati Enrekang dua periode itu, pengembangan industri pengolahan minyak cengkeh diyakini mampu membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Potensi besar yang dimiliki daerah penghasil cengkeh, menurutnya, perlu dikelola dengan baik sehingga mampu menjadikan desa maupun daerah sebagai pusat produksi minyak cengkeh berkualitas.
“Dengan adanya pengolahan cengkeh, pengembangan industri pengolahan minyak cengkeh dapat membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal, sehingga menjadikan desa atau daerah penghasil cengkeh khususnya di Luwu Timur sebagai pusat penghasil minyak berkualitas,” terang Halal, sapaan akrab La Tinro.
Sementara itu, dalam materinya, Peneliti BRIN Dr. Egi Agustian M.Eng menekankan pentingnya inovasi dan diversifikasi produk dari hasil pertanian. Ia berharap para petani cengkeh tidak hanya menjual hasil panen dalam bentuk bahan mentah, melainkan mampu mengolahnya menjadi minyak cengkeh yang bernilai tinggi.
“Dengan adanya bimtek ini diharapkan petani dapat mengolah cengkeh menjadi minyak, mengubah hasil pertanian menjadi produk bernilai lebih tinggi, sehingga memberikan diversifikasi usaha bagi petani dan meningkatkan nilai ekonominya secara signifikan,” jelas Dr. Egi.
Kegiatan bimbingan teknis (bimtek) ini diikuti oleh puluhan petani dan pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Luwu Timur. Para peserta diberikan pemahaman tentang proses destilasi minyak cengkeh, standar mutu produk, hingga strategi pemasaran.
Cengkeh sendiri dikenal memiliki kandungan eugenol yang tinggi, yang menjadi bahan baku penting dalam industri farmasi, makanan, dan kosmetik. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat Luwu Timur mampu memanfaatkan potensi tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dan membuka peluang usaha baru di tingkat lokal maupun regional.
Langkah kolaborasi antara La Tinro dan BRIN ini juga sejalan dengan upaya pemerintah mendorong hilirisasi produk perkebunan. Melalui peningkatan kapasitas petani dan pemanfaatan teknologi tepat guna, pengolahan minyak cengkeh diyakini mampu memperkuat daya saing produk lokal di pasar nasional hingga internasional. (win)






