ANTARAYA MEDIA, LUWU TIMUR – PLN memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung sektor pendidikan di Indonesia melalui berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) dan inisiatif yang fokus pada peningkatan akses pendidikan, pemberdayaan sekolah, serta pengembangan keterampilan di bidang energi.
Dukungan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan sarana prasarana, pemberian beasiswa, hingga penyediaan literasi energi untuk siswa dan mahasiswa.
Melalui Hari Santri Nasional dan Hari Listrik Nasional tanggal 27 Oktober 2024, PLN UP3 Palopo melalui Unit Layanan Pelanggan Tomoni, menyalurkan bantuan dana pembangunan MCK, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Nuryadin, Manajer PLN ULP Tomoni menyampaikan Dukungan PLN terhadap pendidikan di Indonesia mencakup berbagai program yang bertujuan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan, terutama di bidang energi dan kelistrikan dan salah satunya juga mendukung infrastruktur sekolah seperti MCK, perbaikan gedung sekolah dan lainnya.
KH Abdul Manan, Ketua Yayasan Miftahul Ulum menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh PLN.
“ALhamdulillah, kami ucapkan terima kasih atas bantuan dana perbaikan infrastruktur sekolah yang telah diserahkan oleh PLN. Insya Allah bantuan ini sangat bermanfaat untuk pembangunan MCK di sekolah kami.”Ujar Abdul Manan
Ia menambahkan bahwa saat ini ada hampir 300 siswa – siswi pondok pesantren namun hanya memiliki 2 MCK.
Sementara, Manajer PLN UP3 Palopo, Rathy Shinta Utami menyampaikan bahwa melalui Yayasan Baitul Maal (YBM), PLN terus berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan di seluruh Indonesia, dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan bantuan kemanusiaan.
Ia juga mengatakan harapannya dengan bantuan ini bisa membantu sekolah agar proses pendidikan berjalan dengan efektif dan memberi kenyamanan pada siswa karena pembangunan infrastruktur sekolah seperti MCK menjadi layak sehingga pembalajaran di kelas menjadi optimal.
“Semoga Bantuan dari YBM PLN ini bisa dimaksimalkan oleh pondok pesantren sehingga proses belajar tidak terhambat dan tentunya sanitasi di pondok pesantren menjadi lebih baik lagi,” harap Rathy. (hms)