ANTARAYA MEDIA, JAKARTA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur resmi menjalin kerja sama dengan PT Indonesia Huali Industrial Park (IHIP) untuk pemanfaatan tanah hak pengelolaan yang akan digunakan dalam pembangunan Kawasan Industri Terintegrasi di Malili.
Penandatanganan perjanjian berlangsung di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025).
Kesepakatan tersebut dituangkan dalam perjanjian yang ditandatangani langsung oleh Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, bersama Direktur Utama PT IHIP, Nicke Widyawati.
Acara ini turut disaksikan jajaran Pemkab Luwu Timur, antara lain Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah, Ramadhan Pirade, Kepala Bagian Pemerintahan Setda Luwu Timur, Andi Muh. Reza, Analis Hukum Setda Luwu Timur, Dzulkifli, serta Fungsional Perencana Baperrida, Ragusman, bersama manajemen PT IHIP.
Bupati Luwu Timur menilai penandatanganan ini sebagai langkah penting bagi pembangunan daerah, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.
“Alhamdulillah, hari ini telah ditandatangani perjanjian kerja sama dengan PT IHIP. InsyaAllah segera dijalankan dan dilaksanakan di lapangan sesuai kesepakatan yang telah disepakati bersama,” ujar Irwan.
Ia menegaskan, kehadiran kawasan industri di Luwu Timur diharapkan mampu memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat.
“Pemberdayaan tenaga kerja lokal, pengusaha lokal, dan seluruh pemangku kepentingan akan menjadi fokus utama. Efek domino dari pengelolaan kawasan industri ini tentu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, menuju Luwu Timur yang semakin maju dan sejahtera,” jelasnya.
Dari pihak perusahaan, Direktur Public Affairs PT IHIP, Stevanus, menuturkan pihaknya akan segera menuntaskan seluruh administrasi perizinan sebelum masuk ke tahap konstruksi.
“Setelah penandatanganan MoU ini, kami memastikan proses perizinan selesai terlebih dahulu. Setelah itu, mobilisasi dan pembangunan konstruksi akan segera dilakukan sesuai rencana pengembangan kawasan industri,” kata Stevanus.
Kawasan Industri IHIP yang direncanakan berdiri di Malili akan berfokus pada industri berbasis nikel. Fasilitas utama yang akan dibangun mencakup smelter dengan teknologi hidrometalurgi dan pirometalurgi, serta infrastruktur pendukung seperti pembangkit listrik, pelabuhan, jalan, gudang, dan sarana penunjang lainnya. (hms)