Oleh: Afrianto, M.Si (Dosen Universitas Mega Buana Palopo).
Kita tumbuh di atas bumi yang menyediakan berbagai kelimpahan sumber daya alam, padi yang menguning, laut yang biru dan deretan tanaman kebun yang menghijau. Namun, kemilau kampung yang pernah kita berdecak kagum atas semua limpahan rahmat Tuhan tersebut telah berubah karena ulah tangan manusia.
Betapa kita menyaksikan hari ini atas nama pembangunan, gunung – gunung di gali, lahan yang rindang dan hijau menjadi gersang yang membuahkan petaka bagi rakyat.
Sementara itu, pemerintah daerah selalu mengasosiasikan keberhasilan pembangunan dengan bangunan-bangunan besar, pusat perbelanjaan dan infrastruktur publik yang mewah. Tapi, lupa pada sumber utama penghidupan warga.
Bukan soal itu saja, di atas tanah subur sumber hidup kesejahteraan, kemiskinan juga seolah subur. Angka kemiskinan di kabupaten luwu tidak pernah turun satu digit, data kemiskinan terbaru masih tetap di angka 12%, bahkan dari sisi jumlah dan presentase mengalami kenaikan.
Saya kira persoalan – persoalan ini realistis disuarakan dan menjadi pengingat bagi pemerintahan kedepan, program pengentasan kemiskinan yang sudah dilakukan sejak lama dan berulang perlu ditinjau sesuai dengan karakteristik lokal dan program yang dibutuhkan masyarakt sehingga mereka berdaya dan keluar dari jerat kemiskinan. eaaaaaASA
Kemiskinan memang memiliki makna yang multi spektrum, begitu juga dengan penyebabnya.
Penyelesaian kemiskinan kerap kali dipetakan dalam dua defenisi, kemiskinan dalam aspek ekonomi dan kemiskinan sebagai isu sosial.
Kemiskinan dalam aspek ekonomi disederhanakan sebagai kekurangan pendapatan atau tingkat konsumsi/pengeluaran yang rendah, sementara dalam isu sosial memandang kemiskinan karena keterbatasan akses dan ketidakcukupan keterampilan serta tingkat pendidikan yang rendah (Ahmad erani yustika,2020), situasi ini bisa dikonfirmasi dengan tingkat pendidikan tenaga kerja di kabupaten luwu yang memang masih didominasi lulusan SD dan SMP lebih dari 50 %.
Orientasi pembangunan pada berbagai literatur kebijakan menekankan pada dua aspek penting yaitu kesejahteraan ekonomi dan keadilan sosial. Tentu saja pemerintah kabupaten luwu mempunya opsi yang banyak menyusun kebijakan yang diarahkan pada dua aspek tersebut.
Setidaknya, pemimpin yang terpilih sebagai kepala daerah kedepannya memiliki kerangka pikir“ proyek strategis pembangunan kesejaahteraan” dengan merevitalisasi pedesaan melalui modernisasi pertanian Pembangunan luwu di masa mendatang mesti dirancang bangun ke sektor pertanian sebagai sumber utama kesejahteraan rakyat, walaupun hari ini sektor pertanian memiliki valuasi ekonomi yang dominan di kabupaten luwu dengan kontribusi 52,49%, namun sektor ini belum memiliki hubungan yang kuat dengan sektor – sektor lainnya (backward and forward linkage) sehingga nilai pertanian di kabupaten luwu stagnan pada produksi primer saja.
Dengan berbagai persoalan yang dihadapi oleh petani dari hulu hingga hilir, adakah kebijakan yang diadaptasi agar keluar dari problem pelik ini? Setidaknya kita bisa mengidentifikasi masalah – masalah yang patut diseriusi penanganannya dalam kerangka kebijakan pembangunan jangka panjang kedepan.
Penanganan kemiskinan di kabupaten luwu selama ini belum sepenuhnya diarahkan pada kebijakan kemiskinan yang berbasis sektoral dengan fokus pada pertanian (dalam pengertian yang luas),padahal sebagian besar penduduk miskin berasal dari sektor ini.
Beberapa perseoalan yang mengemuka di level desa yang mesti dibenahi oleh pemerintah kedepan, diantaranya;
a. Desa telah menjadi pasar barang dan jasa yang mengalir dari kota, konsumsi masyarakat desa sebagian besar dipenuhi produk dari luar. Sementara produk primer desa dijual keluar dengan harga murah.
b. Penguasaan lahan di desa bergeser kepada pemilik modal, lahan pertanian diubah menjadi lahan properti.
c. Rantai disitribusi logistik yang panjang ke desa sehingga menyebabkan kebuthan pokok menjadi mahal.
d. Sumber daya manusia di desa, terutama yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tinggi bergeser ke kota. Pertanian dianggap sebagai pekerjaan murah yang tidak menguntungkan
Problem ini mengemuka di hampir semua desa yang sungguhnya disadari oleh berbagai pihak termasuk pemerintah daerah dan desa. Proyek strategis pertanian di pedesaan mesti menjadi visi jangka panjang, mendorong industrialisasi pertanian dapat menjawab persoalan – persoalan ini.
Tentu saja dengan kerangka pikir yang dibangun secara berkelanjutan oleh pemerintah daerah sehingga prospek pertanian menjanjikan kesejahteraan bagi masyarakat tana luwu. Industrialisasi di sektor pertanian dapat memperkuat sumber daya ekonomi melalui modal yang ditanggung secara kolektif dan memproteksi sumberdaya tidak keluar dari desa. (artikel)