ANTARAYA MEDIA , PALOPO– Di masa muda, perhatian terhadap pola makan seringkali berfokus pada mendukung pertumbuhan fisik. Namun, seiring bertambahnya usia dan setelah tubuh mencapai puncaknya dalam hal pertumbuhan, penting untuk mengalihkan fokus pola makan guna memperlambat tanda-tanda penuaan dan menjaga agar sel-sel tubuh tetap sehat dan berfungsi dengan optimal.
Salah satu pendekatan yang kini semakin banyak diperkenalkan adalah pola makan yang dapat mendukung proses regenerasi sel dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Menurut berbagai penelitian, tubuh secara alami dapat memperbaiki sel-sel yang rusak dengan lebih efektif ketika berada dalam kondisi rendah nutrisi, yang dikenal dengan istilah fase katabolik.
Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak mendapatkan asupan kalori dalam jangka waktu tertentu, yang dikenal dengan praktik puasa atau fasting.
“Puasa dalam kondisi tertentu memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang,” ungkap Ibu Rathy Shinta Utami, Manager PLN UP3 Palopo, yang turut mendukung program sosialisasi pola hidup sehat di wilayah kerjanya.
Untuk mencapai kondisi tersebut, sangat dianjurkan untuk mengatur pola makan dengan cara yang lebih terstruktur, yaitu dengan membatasi waktu makan dalam 24 jam dan mengalokasikan beberapa jam saja untuk mengonsumsi makanan, sementara sisanya dijalani dengan berpuasa tanpa tambahan kalori.
Selama periode puasa, yang diperbolehkan hanya air putih, teh tanpa gula, kopi pahit, atau minuman herbal tanpa kalori.Salah satu metode puasa yang tengah populer saat ini adalah Intermittent Fasting (IF), sebuah pola makan yang mengatur siklus antara waktu makan dan waktu berpuasa. Bentuk IF yang paling banyak diterapkan adalah IF 16/8, di mana seseorang berpuasa selama 16 jam dan hanya makan dalam rentang waktu 8 jam. Namun, untuk mereka yang ingin merasakan manfaat lebih besar, durasi puasa dapat ditingkatkan, misalnya dengan pola IF 18/6 atau IF 20/4. Bahkan, ada juga yang menerapkan pola ekstrem yaitu OMAD (One Meal a Day), di mana seseorang hanya makan sekali dalam sehari.
Rathy menjelaskan lebih lanjut, “Melalui program sosialisasi ini, kami berharap masyarakat dapat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan yang benar. Intermittent Fasting adalah salah satu cara yang terbukti efektif untuk meningkatkan metabolisme tubuh, memperbaiki regenerasi sel, dan memperlambat proses penuaan. Kami percaya, dengan lebih banyak orang yang menerapkan pola makan sehat ini, kualitas hidup masyarakat akan meningkat, baik dari segi fisik maupun mental.”
PLN UP3 Palopo mengajak masyarakat di wilayah kerjanya untuk lebih memperhatikan gaya hidup sehat, mengingat manfaat besar yang dapat diperoleh dari pola makan yang teratur dan terjaga. Dengan mengadopsi pola makan seperti Intermittent Fasting, diharapkan masyarakat dapat memiliki tubuh yang lebih bugar, produktif, dan siap menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari.