SAMARINDA – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Sigit Wibowo, menekankan perlunya modernisasi sektor pertanian, khususnya dalam pengolahan sawah, guna mengurangi ketergantungan terhadap pasokan beras dari luar daerah.
Sigit menyebutka sektor pertanian Kaltim, yang masih mengandalkan alat manual dan teknologi rendah, membutuhkan perhatian serius agar dapat bersaing dengan negara-negara penghasil beras besar.
Menurutnya, meskipun Kaltim memiliki luas lahan sawah yang signifikan, yakni 41.406 hektar, produksi beras daerah ini menurun akibat rendahnya penggunaan teknologi dan minimnya mekanisasi pertanian.
Dia mengungkapkan banyak petani di Kaltim masih bergantung pada cara-cara tradisional dalam mengolah lahan, yang berakibat pada rendahnya efisiensi dan produktivitas.
“Untuk mewujudkan swasembada beras, kita perlu mengubah pola pikir dan cara bertani. Negara lain, seperti Vietnam, sudah menggunakan teknologi canggih yang memungkinkan petani mereka bekerja lebih efisien. Sementara kita, masih bertumpu pada cara manual,” kata Sigit belum lama ini.
Sigit juga berharap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat menjadi pendorong pengembangan sektor pertanian di Kaltim, dengan potensi investasi dan pengembangan teknologi pertanian yang lebih modern.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menekankan pentingnya peran pemerintah pusat dalam memberikan insentif kepada petani dan menyediakan akses terhadap teknologi baru.
“Pemerintah daerah juga harus mendukung dengan menyediakan lahan pertanian, penyuluhan, serta memperkuat pasar bagi produk lokal. Hanya dengan kolaborasi semua pihak, sektor pertanian Kaltim bisa berkembang pesat dan mengurangi ketergantungan pada impor beras,” ujar Sigit.
Dengan kolaborasi yang solid, Sigit optimistis Kalimantan Timur dapat menjadi lumbung pangan nasional dan mencapai swasembada beras dalam waktu dekat. (adv)