ANTARAYA MEDIA, PALOPO – Pelaksanaan Kejurnas Motorprix Palopo Night Race sukses digelar. Event perdana di Sirkuit Ratona Motor Sport Palopo ini memberi dampak positif terhadap berbagai sektor, utamanya di bidang ekonomi.
Diperkirakan sekitar Rp 5 miliar perputaran uang di Kota Palopo selama 2 hari pelaksanaan event Kejurnas Palopo Night Race Sabtu 29 Juli 2023 sampai Minggu 30 Juli 2023.
Sedikitnya 60 stand jualan berdiri di area Sirkuit Ratona Motor Sport Palopo selama pelaksanaan event. Pedagang pun berterimakasih kepada Pemerintah Kota Palopo atas pelaksanaan event akbar tersebut.
“Terimakasih kepada Pemerintah Kota Palopo, karena memberi ruang kepada kami pelaku UMKM, atas kegiatan ini bisa menambah pemasukan terhadap usaha, terimakasih sekali lagi atas adanya sirkuit ini,” kata Minta salah satu pedagang yang ada di lokasi sirkuit.
Tak hanya pelaksanaan Kejurnas, beberapa event terakhir yang merupakan rangkaian dari Hari Jadi Palopo ke-21 tahun mengundang hadirnya pengunjung dari luar Kota Palopo. Mulai dari event Palopo Expo, Festival Libukang hingga puncak event Kejurnas Palopo Night Race.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Palopo, Andi Agus Mandasini mengTakan pihaknya melakukan uji petik dalam memantau efek event dalam peringatan Hari Jadi Palopo ke-21 tahun.
“Kami membentuk tim uji petik berdasarkan laporannya, di setiap aktifitas makan minum di restoran dan penginapan hotel ada kenaikan aktifitas 60 sampai 80 persen dari bulan sebelumnya,” kata dia.
Dikatakan Agus, pihaknya belum menghitung pemasukan PAD dari pajak konsumen dari kafe, restoran, rumah makan dan hotel. Namun menurut dia ada kenaikan yang signifikan di bulan Juli.
“Di awal Agustus kami baru hitung kepastiannya. Namun laporan terakhir dari tim sudah di angka hampir 80 persen realisasinya. Memang kami persiapan dari awal dengan pihak PHRI Kota Palopo dari beberapa event peringatan HUT Kota Palopo sekitar 5 ribu orang yang berkunjung di Kota Palopo,” kata Agus belum lama ini.
Ia pun menambahkan bahwa event kejurnas balap motor merupakan malam puncak. Sehingga ada kenaikan pendapatan asli daerah. Terkhusus pajak konsumen sekitar 30 sampai 40 persen.
“Jadi tim yang kami bentuk melakukan uji petik menghitung pembayaran dalam bentuk usaha dan tarif pembayaran hotel dan tempat hiburan, tim itu yang bentuk untuk menaksir pendapatan pelaku usaha,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Palopo, Ery mengatakan geliat ekonomi terasa di seluruh sektor utamanya rumah makan dan juga peningkatan di perhotelan dan wisma.
“Dari rutinitas hanya ada kenaikan 20 persen, efek yang paling terasa dari penonton yang membludak. Dampaknya dari rumah makan termasuk pedagang yang ada sekitar arena event, walaupun masyarakat lokal yang datang pasti cari makan. Karena event seperti ini multi efek, semua sendi-sendi ekonomi berdampak, seperti hotel, restoran, rumah makan dan lain sebagainya. Jadi semua pasar berdampak,” sebutnya. (**)