ANTARAYA MEDIA, LUWU UTARA – Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan di daerah.
Melalui program hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025, tim dosen UNCP melaksanakan kegiatan bertajuk “Pemanfaatan Biofertilizer dan Biopestisida untuk Menunjang Pertanian Berkelanjutan di Desa Pao, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara.
”Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Rahmawasiah, S.P., M.Si. sebagai ketua tim, dengan anggota I Nyoman Arnama, S.P., M.Si., Ahmad Syukur Daming, S.Pd., M.Si., serta dua mahasiswa Agroteknologi, Aryo Wira Prasetya dan Masita. Program ini bermitra dengan Kelompok Tani “Bunga Tani” yang diketuai oleh Amiluddin.
Pelaksanaan PKM diawali dengan Forum Group Discussion (FGD) bersama anggota kelompok tani untuk mengidentifikasi kondisi pertanian setempat, termasuk penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Dalam forum ini, tim UNCP dan petani mendiskusikan berbagai kendala seperti ketergantungan terhadap pupuk kimia, biaya produksi yang tinggi, serta dampak lingkungan dari pestisida sintetis.
Menurut Dr. Rahmawasiah, biofertilizer (pupuk hayati) dan biopestisida (pestisida nabati) dapat menjadi alternatif ramah lingkungan sekaligus lebih ekonomis.
“Kami ingin membantu petani beralih ke sistem pertanian yang lebih berkelanjutan, aman, dan produktif,” ujarnya.
Selanjutnya, pada Sabtu, 11 Oktober 2025, tim melaksanakan pelatihan pembuatan biofertilizer dan biopestisida. Pelatihan ini diikuti dengan antusias oleh para anggota kelompok tani, yang dibimbing langsung oleh tim dosen UNCP.
Peserta diberikan penjelasan tentang peran mikroorganisme dalam menyuburkan tanah serta teknik fermentasi sederhana menggunakan bahan-bahan alami seperti daun-daunan, kotoran ternak, dedak, dan Trichoderma.
“Dengan memanfaatkan bahan lokal, petani bisa membuat pupuk dan pestisida sendiri dengan biaya rendah namun hasilnya tetap efektif,” jelas Dr. Rahmawasiah.
Selain pelatihan teknis, pada Jumat, 24 Oktober 2025, tim juga memberikan pelatihan penguatan organisasi dan manajemen kelompok tani. Sesi ini menekankan pentingnya kerja sama dan tata kelola kelompok yang baik agar program pertanian berkelanjutan dapat terus berjalan.
Peserta diajak berdiskusi mengenai pembagian peran, pencatatan kegiatan, dan strategi pemasaran hasil pertanian.

Keesokan harinya, Sabtu, 25 Oktober 2025, tim PKM UNCP kembali hadir untuk melakukan pendampingan aplikasi biofertilizer dan biopestisida di lahan pertanian. Petani mempraktikkan cara aplikasi langsung pada tanaman padi dan sayuran, dengan arahan mengenai dosis, waktu, dan teknik penyemprotan yang efektif.
Program PKM ini menjadi langkah nyata UNCP dalam mendukung pertanian berkelanjutan berbasis potensi lokal. Melalui kegiatan ini, masyarakat Desa Pao diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia sintetis dan beralih ke sistem pertanian yang lebih sehat dan mandiri.
Ketua Kelompok Tani, Amiluddin, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pendampingan dari UNCP.
“Kami sangat senang bisa belajar langsung dari dosen dan mahasiswa UNCP. Sekarang kami bisa membuat pupuk dan pestisida alami dari bahan-bahan di sekitar kami,” tuturnya.
Dr. Rahmawasiah berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa lain untuk mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan.
“Kolaborasi antara kampus dan masyarakat seperti ini penting untuk membangun pertanian yang berdaya saing sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” pungkasnya. (hms)






