ANTARAYA MEDIA, LUWU – Perusahaan smelter PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) yang berkedudukan di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, tak lama lagi beroperasi.
Smelter tersebut dibangun di Desa Karang-karangan dan Desa Bukit Harapan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Berdasarkan rencana, diperkirakan pembangunan pabrik ini akan selesai pada 2024 dengan kapasitas produksi sebesar 31.400 ton nikel per tahun dengan menelan investasi Rp 3,2 triliun.
Perusahaan smelter yang merupakan anak perusahaan dari Kalla Group ini, tentunya membutuhkan ribuan karyawan.
Tentu pula kehadiran PT BMS akan membantu perekonomian masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain merekrut karyawan dari putra-putri daerah, PT BMS diyakini juga akan mendongkrak ekonomi masyarakat di sektor UMKM.
Pegiat Ekonomi Kreatif, Muhammad Khaedir menilai kehadiran PT BMS menjadi angin segar bagi pelaku UMKM.
“Tentu kehadiran PT BMS akan berdampak baik bagi peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, seperti di bidang UMKM. Tingkat belanja akan meningkat dengan kehadiran perusahaan dan pekerja,” kata Khaedir, di Kota Palopo, Jumat (11/1/24).
Selain itu, peran BMS dibutuhkan untuk membina UMKM yang ada.
“Diharapkan nantinya, PT BMS bisa membina UMKM-UMKM sekitar untuk membantu menumbuhkembangkan UMKM. Dan seharusnya memang seperti itu,” tuturnya.
Selain mendorong UMKM, BMS juga diharapkan memberdayakan UMKM sebagai Off Taker mereka termasuk yang berada di sekitar wilayah operasi perusahaan, sehingga manfaat perusahaan tidak semata hanya dirasakan dari hasil pembangunannya saja namun juga dari peningkatan ekonomi masyarakat atas kehadiran perusahaan.
“Adapun wujud kemitraan nantinya dapat dilakukan dengan menciptakan platform penjualan, pendanaan usaha mikro, dukungan
sertifikasi, serta pola kemitraan lainnya,” jelasnya. (**)