ANTARAYA MEDIA, PALOPO – Dalam peningkatan ketahanan pangan dan resiliensi masyarakat tani di daerah yang rawan bencana, Tim Kosabangsa Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan inovasi baru.
Inovasi tersebut berfokus pada pengembangan Sistem Padi Semi Rakit Apung Tangguh Bencana (PASITABE) yang dirancang khusus untuk lahan sub optimal yang terdampak banjir dan kekeringan.
Desa Laskap merupakan salah satu wilayah desa yang masuk dalam wilayah prioritas Program KOSABANGSA Tahun 2024 yang terletak di Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.
Sebanyak 50% kepala keluarga (221 KK) di Desa Laskap memiliki mata pencaharian sebagai petani padi dengan total luas lahan garapan sebanyak 300 ha.
Hasil wawancara dengan pemerintah desa dan kelompok tani terdampak, pada kondisi normal rata-rata produksi padi yaitu 6,5 ton/ha dengan periode panen 2 kali dalam setahun.
Potensi geografis wilayah desa yang diapit oleh dua aliran sungai besar yaitu Sungai Larona dan Sungai Pongkeru sebagai sumber irigasi lahan pertanian yang besar.
Namun, adanya tren peningkatan intensitas curah hujan menyebabkan banjir setiap tahunnya dengan ketinggian genangan berkisar 0,6-2 meter, terutama dalam kurung waktu 10 tahun terakhir.
Situasi semakin parah karena hidrologi Desa Laskap masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga meningkatkan frekuensi kejadian banjir genangan pada lahan pertanian yang berujung pada penurunan produktifitas padi dan peningkatan resiko gagal panen.
Sedangkan pada musim kemarau, lahan sawah mengalami kekeringan parah sehingga berdampak pada meningkatnya biaya produksi dan penurunan hasil.
Pemerintah setempat telah melakukan upaya mitigasi seperti perbaikan drainase dan pompanisasi, namun upaya tersebut belum efektif untuk mengatasi permasalahan.
Oleh karena itu, Tim Pelaksana Kosabangsa Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menginisisasi inovasi Padi Semi Rakit Apung Tangguh Bencana (PASITABE).
Melalui Skema hibah DRTPM KEMENDIKBUD tahun anggaran 2024 bekerja sama dengan Pemerintah Desa Laskap dan kelompok tani sasaran berkomitmen untuk saling bekerjasama dalam meningkatkan ketahanan pangan dan resiliensi ekonomi masyarakat terhadap perubahan iklim.
Mitra sasaran dalam program terdiri dari dua yaitu Kelompok Tani Pada Idi yang bergerak dibidang budidaya tanaman padi dan Kelompok Tani Padi Hijau bergerak dibidang UMKM dan kegiatan pemasaran hasil pertanian.
Permasalahan yang dihadapi berdasarkan hasil obrservasi dan wawancara dengan pemerintah desa dan mitra sasaran antara lain ; kurangnya pemahaman terkait pembuatan dan penggunaan biofungisida, bioherbisida dan pupuk organik slow release.
Belum adanya inovasi teknologi yang digunakan oleh kelompok tani untuk mengurangi risiko kegagalan panen, terbatasnya akases pasar, sehingga penjulan hasil pertanian hanya mengandalkan pasar dan pengepul lokal.
Sebagai upaya adaptasi terhadap fenomena banjir dalam rangka meningkatkan produksi padi dan ketahanan ekonomi masyarakat upaya penguatan kelompok tani melalui kegiatan pelatihan, pendampingan dan penerapan teknologi seperti pelatihan pembuatan demplot inovasi padi rakit apung, biopestisida dan pupuk organic slow release dan pemasaran.
Sebagai upaya meminimalisir biaya produksi dan mengurangi resiko kegagalan panen akibat banjir maupun kekeringan dilakukan pendampingan secara berkelanjutan.
Tahapan pelaksanaan program diawali dengan sosialisasi dan kegiatan focus group discussion, yang di fasilitasi oleh ketua Tim Implementator Dr.IchwanMuis S.ST., MPS.Sp.,beserta tim diantaranya; Siaulhak, S.Kom.,M.Kom; Andi Safitri Sacita, S.P.,M.Si; serta Andi Jumardi, S.Pd.,M.Pd. berserta mahasiswa berperan selaku fasilitator kegaiatan.
Kegiatan dilaksanakan di aula kantor Desa Laskap (12/10/2024). Sosialisasi dan FGD dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum program Kosabangsa dan memberikan ruang diskusi kepada mitra terkait dengan permasalan prioritas dan kondisi lahan pertanian yang akan dijadikan sebagai Lokasi demplot.
Kegiatan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan stakeholder kunci dan anggota kelompok tani yang menjadi mitra sasaran.
PASITABE merupakan solusi inovatif yang memanfaatkan teknik pertanian ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas padi.
Sistem ini memungkinkan padi tumbuh secara efektif di lahan yang sering terendam air secara berlebihan, memberikan alternatif bagi petani untuk tetap bercocok tanam meskipun menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
“Melalui sistem ini, kami berharap dapat membantu petani tidak hanya bertahan, tetapi juga meningkatkan hasil panen mereka,” ujar ketua Tim Implementator Dr.IchwanMuis S.ST., MPS.Sp., dari Tim Kosabangsa UNCP-IPB.
“Dengan pendekatan yang berkelanjutan, kami percaya bahwa masyarakat tani dapat lebih siap menghadapi perubahan iklim dan bencana alam,” Tambahnya.
Kegiatan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan stakeholder kunci dan anggota kelompok tani yang menjadi mitra sasaran.
Tim Kosabangsa dari Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) atas dukungan dan kerjasama yang luar biasa dalam pelaksanaan Program Sistem Padi Semi Rakit Apung Tangguh Bencana (PASITABE). ***