foto: Antara News
ANTARAYA MEDIA, JAKARTA — Pemerintah resmi menurunkan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen mulai Rabu (23/10/2025), sebagai langkah strategis untuk meringankan beban petani sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian nasional.
Kebijakan ini menjadi salah satu terobosan besar di tahun kedua pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman menegaskan, keputusan ini merupakan tonggak penting dalam sejarah kebijakan pupuk di Indonesia.
Selama puluhan tahun, harga pupuk cenderung meningkat setiap satu hingga dua tahun sekali, namun kali ini justru berhasil diturunkan melalui efisiensi anggaran dan perbaikan tata kelola sektor pupuk.
“Ini adalah berita gembira. Harga pupuk turun 20 persen, berlaku mulai hari ini. Ini tidak pernah terjadi sepanjang sejarah,” ujar Amran dalam konferensi pers di Jakarta.
Penurunan harga berlaku untuk dua jenis pupuk utama, yaitu Urea dan NPK. Pupuk Urea: dari Rp2.250 per kilogram menjadi Rp1.800 per kilogram — setara dengan penurunan harga per sak 50 kilogram dari Rp112.500 menjadi Rp90.000.
Pupuk NPK: dari Rp2.300 per kilogram menjadi Rp1.840 per kilogram, atau turun dari Rp115.000 menjadi Rp92.000 per sak 50 kilogram.
Kebijakan ini berlaku secara nasional dan langsung efektif mulai hari ini.Menurut Amran, penurunan harga pupuk diyakini akan berdampak langsung pada peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP), menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Karena yang pasti adalah NTP naik, kesejahteraan petani naik, biaya produksi turun, otomatis produksi akan meningkat tahun-tahun berikutnya,” jelasnya.
Amran menambahkan, penurunan harga ini dilakukan tanpa menambah anggaran APBN, melainkan hasil dari efisiensi dan optimalisasi distribusi pupuk bersubsidi.Ia juga menegaskan pemerintah akan bertindak tegas terhadap distributor atau pengecer yang menjual di atas harga yang telah ditetapkan.
“Bila ada pihak yang menaikkan harga, pada hari itu juga izinnya kami cabut. Tidak ada ruang untuk mempermainkan petani Indonesia,” tegasnya. (hms)






